Lindungi ChatGPT, OpenAI Rekrut Mantan Direktur NSA AS Masuk Jajaran Dewan Direksi

CYBERSULUT.NET – OpenAI menunjuk seorang mantan pejabat tinggi cyberwarrior dan intelijen AS (National Security Agencynsa), Paul Nakasone ke dalam dewan direksi.

Perusahaan menyebut dia akan membantu melindungi pembuat ChatGPT dari serangan ‘aktor jahat yang semakin canggih’. Demikian sebagaimana dilansir AP News, Sabtu (15/6/2024).

Pensiunan Jenderal Angkatan Darat itu adalah komandan Komando Siber AS dan direktur NSA sebelum mengundurkan diri pada awal tahun 2024.

Dia bergabung dengan dewan direksi OpenAI yang masih merekrut anggota baru setelah pergolakan di perusahaan AI asal San Francisco itu memaksa pergantian kepemimpinan dewan tahun lalu.

Anggota dewan sebelumnya tiba-tiba memecat CEO Sam Altman dan kemudian digantikan ketika dia kembali ke peran CEO-nya beberapa hari kemudian.

OpenAI mengembalikan Altman ke dewan direksi pada Maret dan mengatakan mereka memiliki “kepercayaan penuh” pada kepemimpinannya setelah kesimpulan dari penyelidikan luar terhadap kekacauan perusahaan.

Dewan OpenAI secara teknis adalah organisasi nirlaba, tetapi juga mengatur bisnisnya yang berkembang pesat.

Nakasone juga bergabung dengan komite keselamatan dan keamanan OpenAI yang baru, sebuah kelompok yang seharusnya memberikan nasihat kepada seluruh dewan mengenai “keputusan keselamatan dan keamanan yang penting” untuk proyek dan operasinya.

Kelompok keselamatan AI terdahulu sudah dibubarkan setelah beberapa pemimpinnya mengundurkan diri.

Sebelumnya, beberapa mantan karyawan OpenAI menuliskan surat terbuka berisi peringatan. Dalam surat itu, para mantan karyawan menyebut, OpenAI membungkam kritik mereka yang khawatir terhadap keamanan AI alias kecerdasan buatan.

Surat terbuka tersebut ditandatangani oleh 13 mantan karyawan OpenAI. Surat ini menyatakan, tidak adanya pengawasan pemerintah yang efektif terkait keamanan AI. Dalam suratnya, mereka juga perusahaan AI agar lebih berkomitmen pada prinsip kritik terbuka.

Mengutip The Verge, Minggu (9/6/2024), inisiatif pelayangan surat terbuka itu dilatarbelakangi perusahaan AI, khususnya OpenAI, yang dinilai tak memiliki keselamatan yang memadahi.

Selain OpenAI, Google juga mendapat kritikan keras karena tetap mempertahankan penggunaan fitur AI Overview dalam Google Search, bahkan setelah orang-orang mengklaim fitur tersebut memberikan hasil yang nyeleneh.

Selain dua perusahaan itu, Microsoft juga mendapat kecaman karena Copilot Designer-nya, yang menghasilkan gambar AI berbau seksual.

Prinsip kritik yang tertulis pada surat tersebut termasuk menghindari pembuatan dan penegakan klausul yang tidak meremehkan, memfasilitasi pelaporan oleh pihak anonim yang “dapat diverifikasi” untuk melaporkan masalah.

Tak hanya itu, surat yang ditulis mantan karyawan OpenAI ini juga menginginkan agar karyawan saat ini dan mantan karyawan dapat menyampaikan kekhawatirannya mengenai AI kepada publik secara bebas, tanpa perlu merasa ketakutan jika perusahaan teknologi membalas “serangan” mereka.

Surat tersebut menyatakan bahwa meskipun mereka percaya pada potensi AI untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, mereka juga melihat adanya risiko. Mulai dari meningkatnya kesenjangan, manipulasi dan informasi yang salah, serta kemungkinan kepunahan manusia.

 

Sumber : Klik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Continue copy, click home