“Benang Merah” Perjalanan FJ Tumbelaka, Penyelesaian Permesta dan Terbentuknya Propinsi Sulawesi Utara

CYBERSULUT.NET – 23 September 2021, Propinsi Sulawesi Utara (Sulut) akan menginjakan usia ke-57 Tahun.

Terbentuknya Propinsi Sulawesi Utara pada tahun 1964 tidak lepas dari sosok F.J Tumbelaka, yang dipercayakan Pemerintah Pusat menjadi Gubernur Sulawesi Utara Pertama merangkap Ketua DPRD Pertama Sulawesi Utara.

Berikut perjalanan FJ Tumbelaka yang menyelesaikan pergerakan Permesta hingga terbentuknya Propinsi Sulawesi Utara :

September 1959 – FJ Tumbelaka (Broer) dipanggil oleh Sang Ayah, Dokter JF Tumbelaka di kediaman Jalan Jawa, Gubeng – Surabaya Jawa Timur.
Sang Ayah menanyakan tentang Permesta. Hal ini dikarenakan dokter JF Tumbelaka mengenal beberapa Tokoh Permesta seperti Joop Warouw, DJ Somba (Joes) dan Wim Tenges adalah teman baik dari Sang Anak, FJ Tumbelaka (Broer).
Bahkan Joop Warouw adalah mantan atasan FJ Tumbelaka yang sangat dekat serta DJ Somba adalah sahabat karib sejak sama-sama aktif sebagai Perwira TNI – AD di Jawa Timur.

Oktober 1959 – FJ Tumbelaka bertemu dengan Panglima Divisi Brawijaya (sekarang KODAM Brawijaya), Kolonel Soerachman, di rumah pribadi Jalan Ijen 44 Kota Malang Jawa Timur. Timbul ide melakukan pendekatan dengan para Tokoh Permesta.
Beberapa hari kemudian diadakan pertemuan khusus dengan jajaran Divisi Brawijaya, antara lain hadir Asisten I / Divisi Brawijaya, Overste (Letnan Kolonel) Soetarto dan Kepala Staf Divisi Brawijaya, Overste Soenarjadi.

21 November 1959 – Diadakan pertemuan dengan Panglima Divisi Brawijaya, Kolonel Soerachman, Overste Soetarto dan Overste Soenarjadi yang baru saja timbamg terima menjadi Komandan Komando Operasi MERDEKA menggantikan Overste Moerjid.
Diputuskan mengirim FJ Tumbelaka ke Manado dalam misi sangat rahasia guna melakukan pembicaraan dengan para Tokoh Permesta

5 Januari 1960 – FJ Tumbelaka mendarat di Manado.
Diadakan pembicaraan dengan Komandan Komando Operasi MERDEKA, Overste Soenarjadi dan Asisten I/ Komando Operasi MERDEKA, Kapten Aris. M.
Diputuskan FJ Tumbelaka melakukan orientasi seperlunya dan menentukan rencana usaha selanjutnya.

15 Maret 1960 – Untuk pertama kalinya berhasil dilakukan “perundingan” dengan pihak Permesta. FJ Tumbelaka bertemu dengan salah satu Tokoh Besar Permesta, DJ Somba di Desa Matungkas, Tonsea (sekarang Minut) dirumah Keluarga Polii (ayah mertua dari Sompie Singal, mantan Bupati Minut) dengan hasil 2 point sangat penting.
Pertemuan berlangsung setelah upaya mengikirim kurir khusus SH Ticoalu (Tjame) berhasil menghubungi DJ Somba. Setelah melakukan hubungan Panglima Divisi Brawijaya, Kolonel Soerachman.

14 April 1960 – FJ Tumbelaka melaporkan langsung hasil “perundingan” Matungkas kepada MKN / KASAD, Jenderal Abdul Haris Nasution di Jakarta.

25 Mei 1960 – FJ Tumbelaka diangkat menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Utara – Tengah (Sulutteng) dengan tugas khusus dibidang Keamanan. AA Baramuli menjadi Gubernur Sulutteng. Hal ini sehubungan dengan terbentuknya Propinsi Sulutteng dengan ibukota di Manado

9 Agustus 1960 – Diadakan “perundingan” ke 2 dengan Permesta antara FJ Tumbelaka dengan DJ Somba, Abe Mantiri dan Wim Tenges di desa Popareng, Teluk Amurang (sekarang Minsel).

Setelah diadakan 7 kali perundingan maka pada 4 April 1961 dilakukan penandatanganan penyelesaian Permesta di antara Lopana dan Malenos (sekarang Minsel) antara Panglima Kodam XIII / Merdeka, Brigjend Soenandar Pridjosoedarmo dan DJ Somba dengan disaksikan oleh Wakil Gubernur Sulutteng, FJ Tumbelaka dan dilanjukan dengan upacara militer. Selanjutnya dilakukan upacara di Woloan, Tomohon yang dihadiri Mayjen. Hidayat dan Brigjend Ahmad Jani, dari Permesta hadir AE Kawilarang. Dilanjutkan upacara di Papakelan, Tondano Minahasa dengan inspektur upacara MKN / KASAD, Jenderal Abdul Haris Nasution.

Tahun 1962 – FJ Tumbelaka diangkat menjadi Penjabat Gubernur Sulutteng mengantikan AA Baramuli.

Tahun 1963 – FJ Tumbelaka diangkat menjadi Gubernur Sulutteng (definitif) merangkap Ketua DPRD Sulutteng. Dalam kepemimpinannya,  FJ Tumbelaka menyelesaikan Pemberontakan Darul Islam (DI) di wilayah Sulawesi Tengah serta embangun Universitas Tadulako di Sulawesi Tengah.

23 September 1964 – Gubernur Sulutteng, FJ Tumbelaka menerima UU Nomer 13 Tahun 1964 tentang terbentuknya Propinsi Sulawesi Utara.
Selanjutnya ditunjuk oleh Pemerintah Pusat menjadi Gubernur Sulawesi Utara Pertama merangkap Ketua DPRD Pertama Sulawesi Utara. Saat itu Sulawesi Utara disingkat Sultara.

 

Sumber : Dokumen Keluarga FJ Tumbelaka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *