CYBERSULUT.NET – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), tampak pesimis dan meragukan rencana tambahan anggaran untuk Dinas Kebudayaan Provinsi Sulut sebesar Rp17 Miliar dalam APBD Perubahan tahun 2025.
Pasalnya, penambahan anggaran sebesar Rp17 Miliar yang dibagi Rp15 miliar untuk pembangunan museum dan Rp1,5 miliar untuk pengadaan alat musik kolintang tersebut, masih diragukan dengan kemampuan SKPD terkait untuk merealisasikannya dengan jangka waktu yang singkat.
“Apakah TAPD dan dinas selaku pengguna anggaran mampu menyelesaikan proyek yang dimulai dari perencanaan, desain hingga pelaksanaan hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan,” ujar personil Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulut, Vonny Paat dalam rapat pembahasan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Selasa (26/08/2025).
“Apakah ini dana tahap pertama atau memang harus diselesaikan seluruhnya sebelum akhir tahun? Karena kalau tidak salah, seluruh pekerjaan harus tuntas paling lambat 15 Desember 2025,” sambung Vonny Paat.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulut yang juga Ketua TAPD, Tahlis Gallang menegaskan bahwa untuk pembangunan museum sudah dipikirkan berdasarkan aspek waktu.
“Sejak KUA-PPAS disepakati, proses pengadaan barang dan jasa sudah dimulai. Jadi, ketika APBD Perubahan ditetapkan, kami berharap proses pemilihan penyedia dan penandatanganan kontrak (SPK) sudah selesai, sehingga pekerjaan bisa segera dilaksanakan,” ujar Tahlis Gallang.
Diungkapkan Tahlis Gallang, Dinas Kebudayaan telah diminta untuk mempresentasikan rencana proyek tersebut, termasuk konsultan yang akan menyusun desain revitalisasi museum beserta jadwal pelaksanaannya.
“Kami percaya pihak ketiga nanti bisa menyesuaikan waktu dengan kontrak awal. Kalau melewati batas waktu, tentu akan dikenakan denda keterlambatan sesuai ketentuan,” tegas Tahlis.
Dalam rapat pembahasan tersebut, Ketua DPRD Sulut, Fransiscus Andi Silangen mengingatkan Dinas Kebudayaan Sulut untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan anggaran Rp1,5 Miliar.
“Seperti ada sanggar-sanggar musik atau apa saja itu yang dimaksudkan mungkin dari anggaran 1,5 miliar, jangan hanya untuk alat musik tradisional Kolintang,” ujar Fransiscus Silangen.