Pembangunan Anjungan Sulut di TMII Terkesan Stagnan, Runtuwene : Bangun Tak Ada Fungsinya, Buat Apa ?

Personil Komisi III DPRD Sulut, Stella Runtuwene.

CYBERSULUT.NET – Srikandi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Stella Runtuwene menilai pembangunan anjungan milik Sulut di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terkesan stagnan alias tidak berkembang.

Diungkapkan Runtuwene, setahun sejak kunjungan terakhir di anjungan Sulut TMIII tersebut, selain pembangunan tidak ada perubahan malah justru menambah tugas para pegawai di anjungan milik Sulut tersebut.

“Apa yang ibu lihat sudah hampir setahun lalu masih sama, tidak ada perubahan. Bahkan ada keluhan dari staf disana, kalau musim hujan bertambah tugas menjadi cleaning service karena bagian bawah kantor terendam air. Itu mereka yang sampaikan,” ungkap Runtuwene kepada media, Rabu (14/4/2021).

Menurut Runtuwene, perencanaan pembangunan tersebut tidak matang, karena tidak ada pemikiran untuk pembuangan atau drainase dari air hujan tersebut.

“Jangan kita main bangun, tapi drainasenya tidak dipikirkan dari awal,” kata Runtuwene.

Personil Komisi III DPRD Sulut ini pun mengungkapkan sedikit kekecewaan, mengingat akan ada pengajuan anggaran untuk pembangunan anjungan tersebut.

“Secara pribadi saya berpikir kenapa di saat pandemi COVID-19, anggaran untuk kesana (Anjungan) lumayan banyak diminta, apalagi menurut staf disana akan dibangun satu gedung lagi. Sementara gedung sebelumnya belum selesai, sudah mau bangun gedung lain lagi. Ada baiknya diselesaikan dulu bangunan yang ada, baru dibangun lain lagi,” sesal Runtuwene.

Oleh karena itu, Runtuwene menyarankan pemerintah provinsi Sulut mengkaji kembali pembangunan anjungan di TMII tersebut apabila kurang memberikan manfaat secara langsung untuk masyarakat.

“Kalau kita bangun tak ada fungsinya, buat apa. Mendingan anggaran tersebut kita bangun daerah kita, seperti jalan rusak dan perkebunan. Perlu dikaji kembali pembangunan anjungan tersebut, apakah ada bawa manfaat dan pemasukan untuk daerah kita,” tukas Runtuwene.

 

 

Christy Lompoliuw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *