CYBERSULUT.NET – Alumni Universitas Sam Ratulangi khususnya Fakultas Hukum sangat menyayangkan apabila tradisi Orientasi Pendidikan (Ospek) atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MB) dihilangkan atau dihapuskan, akibat video viral di media sosial yang dianggap tindakan asusila maupun kekerasan.
“Terkait viral video tentang Ospek di Fakultas Hukum Unsrat yang lagi hangat di kalangan netizen, justru tidak akan mengurangi kekompakan semua civitas akademik di Fakultas Hukum Unsrat. Itu merupakan tradisi di Fakultas Hukum Unsrat yang sayang jika dihilangkan atau dihapuskan,” ujar Johan Imanuel Sapulete, alumni Fakultas Hukum Angkatan 2003.
Menurut Johan yang aktif sebagai pengamat hukum ini, perlu dipahami bahwa fungsi positif dari ospek adalah, seseorang bisa menjadi kuat mentalnya saat ditempa (Ospek) dan menjadi berwibawa saat menempa atau mengospek.
“Teringat 15 tahun lalu bahwa ospek itu hal yang berkesan. Waktu itu saya ingat harus datang pagi dengan kaos oblong merah, topi setengah lingkaran dari bola plastik dan kalung berupa dot. Datang selepas subuh langsung dijemur, baris-berbaris dan olahraga. Saya waktu itu posisinya dari Jakarta ke Manado (mahasiswa UMPTN), sehingga saat ospek saya banyak logat Manado yang tidak saya mengerti dan harus ikut apa yang senior perintah,” ungkapnya.
“Dari proses itulah mental kita terdidik keras dan siap memasuki dunia kampus yang akan menciptakan kita menjadi orang yang berguna untuk bangsa dan negara,” tukasnya.
Ditempat terpisah, Ostani Mait yang pernah menjabat Plt Ketua Senat Fakultas Hukum Unsrat ini, menyayangkan ada oknum yang menyebarkan hasil rekaman video yang menduga asusila maupun kekerasan.
“Sangat disayangkan ada yang menyebarkan video yang menduga Ospek tersebut ada unsur asusila maupun kekerasan, Kalau memang dia berasal dari Fakultas Hukum mungkin saat masuk di kampus ini, dia tidak ikut ospek,” tutur Ostani.
Dekan Fakultas Hukum Unsrat, Flora Kalalo mengakui kalau Ospek sebagimana di video tak pantas. Namun menurut dia, jika menyimak kegiatan tersebut secara keseluruhan, tak ada tindakan yang kelewat batas.
“Video itu hanya menayangkan sepenggal saja, lantas memberi opini bahwa itu ospek mesum, padahal secara keseluruhan tidak demikian, ” beber dia.
Menurut Flora, pemberitaan video tersebut telah diblow up sedemikian rupa hingga ada kesan buruk.
“Penerimaan siswa baru yang kami lakukan tak seburuk yang ditampilkan dalam video tersebut,” kata Flora sembari berjanji akan mencari siapa yang menyebar video tersebut.
Penulis : Christy Lompoliuw/Redaksi