CYBERSULUT.NET – Kepedulian dan menindaklanjuti akan aspirasi nasib para petani maupun peternak terus digaungkan Sandra Rondonuwu yang dipercayakan sebagai wakil rakyat di DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Setelah sebelumnya, menyuarakan nasib petani minuman tradisional jenis captikus, Srikandi utusan Minsel-Mitra yang dipercayakan duduk dalam pansus LKPJ Gubernur tersebut mempertanyakan aspirasi para petani dan peternak terkait kredit mikro dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) pembahas Laporan keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Sulut Tahun 2020 bersama Bank SulutGo (BSG), Selasa (20/4/2021).
“Saya terima keluhan para petani maupun peternak mengeluhkan soal batas pemngembalian kredit dari BSG yang hanya enam bulan saja,” ungkap Sandra.
Selain itu Sandra juga mempertanyakan terkait mekanisme pengajuan kredit mikro tanpa agunan untuk pelaku usah dari BSG sebesar Rp 50 Juta kebawah. Menurut Sandra, berdasarkan aspirasi yang masuk dari para pelaku usaha, merasa kesulitan mendapatkan kredit tersebut di sekitaran Rp30-40 Juta.
“Sehingga ada pelaku usaha yang layak mendapatkan kredit, malu jika hanya disetujui sebesar 7 juta. Itu terjadi di beberapa kegiatan usaha,” ungkap Sandra.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan tersebut, Revino Pepah yang baru dipercayakan memimpin Bank SulutGo sebagai Direktur utama (Dirut) menegaskan, akan kembali mengevaluasi terkait batas waktu pengembalian kredit untuk petani dan peternak tersebut.
“Terkait kredit mikro tanpa agunan untuk pelaku usaha, di masa pandemi COVID-19 BSG lebih selektif. Harus diakui karena tingkat pengembalian nasabah sedikit lebih jelek dan resiko tersebut akan naik dan berdampak pada pemegang saham serta LKPJ Pak Gubernur,” tutur Pepah.
Christy Lompoliuw