ARSA Dituding Militer Sebagai Penyebab Konflik di Myanmar

CYBERSULUT.NET – Kembali bergolaknya situasi di Rakhine State bermula saat terjadinya serangan oleh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) di beberapa pos polisi dan kamp pengungsian. Menurut pemerintah Myanmar, ARSA saat ini tengah mencoba mendirikan sebuah “Negara Islam” di kota Maungdaw dan Buthidaung.

Bergolaknya kembali wilayah Rakhine, Myanmar, yang akhirnya membuat Muslim Myanmar terseret menjadi korban tak lepas dari nama ARSA. Kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas serangan pada pos pemeriksaan militer di Rakhine, Jumat, 25 Agustus 2017, hingga menyebabkan terjadinya pembalasan masiv dari militer.

Beberapa waktu lalu, Jenderal Kyaw Swe dan Penasihat Keamanan Nasional Myanmar U Thaung Tun memberikan penjelasan kepada para diplomat dan Badan PBB, mengenai situasi saat ini di Rakhine. Dalam kesempatan tersebut, U Thaung Tun mengatakan ARSA memiliki implikasi serius tidak hanya untuk negara tersebut, tetapi juga di kawasan dan sekitarnya. Bahkan dikatakan, ARSA memiliki ambisi teritorial.

Brigjen Polisi Win Tun mengatakan kelompok tersebut berencana untuk mengambil alih wilayah tersebut sebagai tanah Bengali. Bengali adalah istilah untuk Muslim Rohingya, yang menyiratkan bahwa mereka adalah bagian dari Bangladesh. Sementara, Jenderal Kyaw Swe juga menyebut bahwa ARSA berencana mengambil alih kota Maungdaw dan Buthidaung.

“Para teroris berusaha untuk membongkar administrasi setempat. Tujuan utama ARSA adalah untuk memicu ketakutan, membangun benteng dan mendeklarasikan seluruh wilayah sebagai daerah terbebas bagi mereka (Rohingya),” kata Kyaw Sae, sebagaimana dilansir The Irrawaddy. Jenderal Kyaw Sae juga menekankan bahwa pasukan keamanan sangat berhati-hati dalam melaksanakan tugas mereka, sesuai dengan kode etik dan hukum.

Baru-baru ini, pemerintah Myanmar menetapkan ARSA sebagai organisasi teroris yang merencanakan jihad untuk beberapa waktu ke depan. Serangan yang dilakukan beberapa waktu terakhir juga dianggap bertujuan untuk mendirikan Negara Islam di Rakhine. Saat ini, masyarakat Muslim menyumbang 34 persen dari total populasi di negara bagian Rakhine, sementara ada sekitar 1.272 masjid di Buthidaung dan Maungdaw.

ARSA disebut menyebabkan konflik dan menakut-nakuti penduduk setempat untuk melarikan diri. Militan tersebut menggunakan empat langkah untuk mengambil alih wilayah yaitu dengan cara menakut-nakuti penduduk setempat, membunuh informan pemerintah, melakukan serangan di bulan Oktober 2016 dan serangan terakhir di perbatasan baru-baru ini.

Tak hanya itu, pemerintah setempat menilai para militan membuat ranjau darat dari bahan bangunan seperti pupuk amoniak nitrat dan pipa logam, yang diambil dari organisasi kemanusiaan internasional. Meski begitu, pemerintah enggan menentukan kelompok bantuan apa atau bagaimana militan dapat memperoleh bahan pembuatan ranjau tersebut.

Pemerintah, juga mengklaim adanya bantuan internasional terhadap militan, dengan berulang kali memajang gambar sebuah biskuit energi bantuan dari World Food Programme yang diduga ditemukan di sebuah kamp militan. Saat ini tengah diselidiki, apakah staf organisasi non-pemerintah tersebut juga terlibat dalam dugaan pengepungan oleh militan di sebuah desa di Rakhine.

ARSA sebelumnya menamakan diri Harakah-al Yaqin. Kelompok ini dipimpin oleh Ata Ullah, seorang warga Rohingya yang lahir di Karachi, Pakistan, namun besar di Mekah, Saudi Arabia. Nama kelompok ini baru terdengar sejak Oktober 2016, dan terdengar kabar ingin mendirikan “negara Muslim yang demokratis di Rohingya.” Mereka aktif merekrut sejumlah pemuda Rohingya dengan pusat aktifitas di sebuah hutan di sebelah tenggara Rakhine.

Meski tak ada bukti konkrit, tapi pemerintah Myanmar yakin bahwa kelompok ini terlibat, dan mendapat subsidi dari kelompok Muslim dari luar Myanmar. Mereka diyakini juga memiliki jaringan internasional. Sejak Agustus 2017, Komite Pusat untuk Menangkal Terorisme Myanmar resmi memasukkan kelompok ini sebagai kelompok teroris.

 

 

 

 

Sumber : viva.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *