WHO Yakin Pandemi COVID-19 Bisa Berakhir Tahun 2022, Ini Syaratnya

CYBERSULUT.NET – Kabar baik di tengah ‘amukan’ COVID-19 Omicron Indonesia, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meyakini fase akut atau masa krisis pandemi COVID-19 bisa berakhir tahun ini.

Tetap ada syaratnya, minimal 70 persen negara di dunia sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.

“Harapan kami fase akut pandemi ini akan berakhir tahun ini, tentunya dengan satu syarat, vaksinasi 70 persen [target tercapai] pada pertengahan tahun ini sekitar Juni, Juli,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Afrika Selatan, seperti dilansir Al Jazeera, Senin (14/2/2022).

“Jika itu dilakukan, fase akut bisa benar-benar berakhir, dan itulah yang kami harapkan. Itu ada di tangan kita. Ini bukan masalah kesempatan. Ini masalah pilihan.”

Selama kunjungan ke Afrigen Biologics and Vaccines, perusahaan yang memproduksi vaksin COVID-19 berbasis mRNA pertama di Afrika, ia meminta pasokan vaksin COVID-19 tersebut bisa digunakan secara merata demi menekan risiko lonjakan kasus atau munculnya kembali varian baru.

“Kami berharap vaksin ini lebih sesuai dengan konteks penggunaannya, dengan batasan penyimpanan yang lebih sedikit dan dengan harga yang lebih rendah,” kata bos WHO itu.

Komentar Tedros muncul sehari setelah Matshidiso Moeti, direktur Afrika untuk WHO, mengatakan benua itu sedang bertransisi keluar dari fase pandemi wabah COVID-19. Dengan pandangan yang lebih optimis, dia mengatakan Afrika sedang bergerak menuju situasi endemik, hidup berdampingan dengan virus.

“Pandemi sedang bergerak ke fase yang berbeda. Kami pikir kami sedang ke arah sana sekarang, terutama dengan cakupan vaksinasi yang diperkirakan akan meningkat, mungkin COVID-19 di Afrika bisa segera endemik sehingga akhirnya hidup berdampingan dengan virus,” kata Moeti dalam konferensi pers pada Kamis.

“Melawan kemungkinan, termasuk ketidakadilan besar dalam akses vaksinasi, kami telah melewati badai COVID-19 dengan ketahanan dan tekad,” katanya.

Afrika menjadi salah satu negara yang paling sulit mendapatkan pasokan vaksin, saat banyak negara kaya ‘curi start’ vaksinasi booster. Hanya 11 persen warga Afrika yang divaksinasi. Catatan WHO, negara ini harus meningkatkan cakupan vaksin COVID-19 setidaknya enam kali lipat untuk mencapai target 70 persen.

Data Bank Dunia menunjukkan pandemi berimbas pada kemiskinan ekstrim di Afrika. Langkah pencegahan atau pembatasan terkait COVID-19 demi mengekang penyebaran virus membuat negara ini rugi hingga $13,8 miliar.

Seperti Tedros, Moeti juga mendesak Afrika mempertahankan kemauan politik dan dukungan untuk pembuatan vaksin, obat-obatan terapeutik, hingga alat diagnostik.

Sejak awal pandemi, Afrika telah mencatat lebih dari 11 juta kasus virus Corona, dan lebih dari 243.000 kematian. Lebih dari 10 juta telah pulih sejauh ini, menurut data yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.

 

Sumber : detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *