CYBERSULUT.NET – Wakapolres Metro, Lampung, Kompol Rachmadi Asbi mengatakan, pihaknya tengah menaruh waspada pada tempat-tempat indekos yang dihuni anak muda. Sebab berpotensi menjadi pintu masuk penyebaran paham radikal.
Tempat indekos mahasiswa ini menjadi salah satu objek pengawasan Satgas Kontra Radikal Polda Lampung.
“Makanya banyak kali indekos di sini yang kami khawatirkan itu. Makanya untuk mencegah melalui satgas itu,” kata Asbi usai kegiatan sosialisasi dan diskusi anti radikal di Mapolres Kota Metro, Lampung, Selasa 25 Juli 2017.
Namun belum ada temuan tempat kos di Kota Metro yang digunakan untuk menumbuhkan bibt radikal. Sejauh ini, temuan-temuan yang ada masih pada pencurian dan kekerasan.
“Untuk radikalisme terorisme, itu belum (ada temuan di indekos) tapi yang banyak curigai pelaku curas (pencrian dengan kekerasan) di tempat indekos, kalau paham radikal belum,” tutur Asbi.
Ia melanjutkan, sejauh ini wilayahnya relatif steril dari penyebaran paham radikal yang dikhawatirkan memunculkan tindak terorisme tersebut. Namun, ada banyak pintu masuk bagi merasuknya paham-paham menyimpang ini, salah satunya dari luar Metro dan Lampung.
“Di kota Metro masih boleh dikatakan kecil, yang kami antisipasi dari luar, apalagi Kota Metro punya visi kota pendidikan,” ujar dia.
Masyarakat, mulai dari tokoh agama, ketua RT dan RW, guru dan kepala sekolah, hingga para orangtua punya peran yang sama penting dalam mendukung upaya kontra radikalisme. Tokoh agama diimbau untuk menyampaikan ceramah yang menyejukkan dan tidak memprovokasi, ketua RT dan RW diminta mengawasi lingkungan masing-masing, guru dan kepala sekolah berperan menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan. Di rumah, peran pengawasan dilakukan oleh orang tua.
“Barangkali bagi ibu atau bapak untuk terus memantau kegiatan anak-anaknya, mereka bergabung dengan sebuah Ormas yang alirannya keras, tentu harus jadi perhatian keluaraga,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Metro, Provinsi Lampung, Muhamad Saleh.
Sumber : okezone