CYBERSULUT.NET- Minyak kelapa tradisional sangat diminati para pencinta kuliner di Kotamobagu. Selain aromanya yang khas, minyak kelapa tradisional ini tidak mengandung kolesterol, (28/5/2018).
Seperti produksi minyak kelapa tradisional di Desa Poyowa Besar, Kecamatan Kotamobagu Selatan. Salah satu warga pembuat minyak kelapa ini, Reli Dondo (30), mengaku sudah dua tahun mengolah minyak kelapa secara tradisional.
Meski usahanya masih terbilang kecil, namun produk tradisionalnya itu sudah mempu menembus pasaran luar Kotamobagu.
“Biasanya dalam sehari saya bisa menyediakan sebanyak 50 buah kelapa, untuk kemudian diolah dan bisa menjadi 10 botol minyak kelapa tradisional. Pembelinya ada yang dari Kotamobagu sendiri, bahkan ada juga dari Manado. Untuk harganya saya patok Rp25.000 per botol,” ungkap Reli.
Ia menjelaskan, proses pembuatan minyak tersebut mulai dari pengupasan kelapa hingga pemarutan, memerlukan waktu kurang lebih 4 hingga 12 jam, hingga menjadi minyak kelapa tradisional.
“Awalnya kelapa dikupas, kemudian diparut, diperas, selanjutnya didiamkan selama kurang lebih 12 jam. Sehingga santan kelapa yang sudah menjadi ampas diambil kemudian dimasak menjadi minyak kelapa tradisional,” jelasnya.
Menurutnya, tidak hanya minyak yang diminati para pembeli, tapi ampasnya juga diperebutkan oleh pencinta-pencinta kuliner.
“Ampasnya atau yang biasa kita sebut tarepak juga bisa menghasilkan uang, dan justru inilah yang terlebih dahulu ditanya oleh konsumen. Tarepak ini bisa dikonsumsi langsung atau bisa juga dicampurkan dengan sambal, pasti akan terasa manis,” ujarnya.
Meki demikan, soal tempat dan alat yang menurutnya masih kurang baik untuk pengembangan usahanya tersebut.
“Yang masih menjadi kendala adalah mesin peras, sehingga sangat sulit untuk pengembangan minyak ini. Saya berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap usaha pembuatan minyak kelapa tradisional ini, karena sangat berpotensi untuk menjadi sumber penghasilan masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperkop-UKM) Kotamobagu Herman Aray, ketika dihubungi mengatakan akan turun mendata usaha-usaha kecil yang terus berkembang di Kota Kotamobagu.
“Memang, informasi sudah masuk dan kami akan turun mendata usaha-usaha kecil menengah (UKM), termasuk juga usaha pembuatan minyak kelapa tradisional ini. Ke depan, pasti Pemkot akan memberikan bantuan kepada mereka untuk pengembangan usaha tersebut,” ujarnya. (*)