Kemeriahan di Malam Puncak Peringatan HUT Ke 56 AP 1 Bandara Sam Ratulangi Manado

CYBERSULUT.NET – Malam puncak peringatan HUT ke 56 menjadi peringatan yang sangat spesial bagi Angkasa Pura 1 (AP 1) Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.

Menjadi sangat spesial menurut General Manager (GM) Bandara Sam Ratulangi Manado Minggus E T Gandeguai karena dibebankan pekerjaan membangun terminal baru dengan jangka waktu hanya satu tahun.

“Itu sangat-sangat spesialis di tengah-tengah keterpurukan karena pengurangan flight akibat virus korona,” ujar Minggus, Sabtu (22/2/2020).

Namun Minggus yakin pihaknya bisa bangkit dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kesempatan ini lanjutnya dipergunakan untuk menyiapkan semuanya agar bisa maju.

“Saat begitu virus korona selesai, kita akan maju, karena ada beberapa airlines yang tidak berdampak, seperti Philipina airlines pada Mei nanti,” kata Minggus.

Malam puncak peringatan HUT ke 56 AP 1 Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado (Foto Istimewa)

Selain itu juga ada kargo yang sudah melakukan penjajakan untuk layanan kargo dari Manado-Jakarta dan akan coba masuk pasar Jepang dengan mengangkut ikan dari Manado.

“Cardig air sudah ketemu dengan saya, nanti kita akan fgd untuk itu,” ucap Minggus.

Dari segi kinerja sendiri, bandara internasional Sam Ratulangi Manado menduduki ranking dua setelah Bali. Kinerja pendapatan untuk non aeronautika tumbuh sebesar 9%.

“Kami ranking dua di bawah Bali, jadi untuk Makassar, Balikpapan masih di bawah kami kemarin untuk kinerja non aeronautika,” lanjut Minggus

Malam puncak peringatan HUT ke 56 juga digelar dengan Selain itu juga konsep unik dimana seluruh pegawai menggunakan kostum unik ala koboy dengan suasana pasar malam, layar tancap dan pedagang tradisional

Pemilihan tema seperti itu menurut General Manager (GM) Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Minggus E T Gandeguai agar lebih akrab dan tidak terlalu formil.

“Kalau peringatan HUT sebelumnya kita pakai kaos, warnanya sama, sekarang kita pakai baju kotak-kotak yang semuanya bisa punya kesempatan yang sama,” tambah Minggus.

Pemilihan baju kotak-kotak juga menurutnya agar lebih berwarna, karena setiap harinya para karyawan menggunakan pakaian seragam berwarna polos. Warna kotak-kotak menandakan bahwa meski berbeda-beda mulai dari agama, suku, namun tetap satu.

“Semua ini dikerjakan oleh panitia yang merupakan pegawai milenial kami, 76 persen pegawai di angkasa pura adalah milenial, kondisi seperti ini kita mengharapkan mereka inovasi, mereka punya inovasi malam ini dan kita bisa lihat sendiri,” pungkas Minggus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *