Sekretariat Regional CTI-CFF Gelar Lokakarya Pengarusutamaan Gender Untuk Komunitas Perikanan di Bitung

CYBERSULUT.NET – Berdasarkan studi tahun 2018 yang dilakukan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado, untuk USAID Oceans Indonesia, terungkap bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peran dalam sektor perikanan di Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Namun, anggota masyarakat terus memperkuat peran gender melalui kepercayaan dan persepsi bahwa perempuan tidak cocok untuk memancing karena keterbatasan fisik yang dirasakan atau tanggung jawab mereka untuk mengurus rumah tangga.

Dengan demikian, laki-laki sebagian besar mengontrol akses ke sumber daya fisik termasuk kapal, alat tangkap dan unit pemrosesan skala industri, sementara wanita hanya mendapatkan akses ke unit pemrosesan skala kecil dan kegiatan pemasaran lokal.

Meskipun, laporan itu juga mencatat bahwa akses ke modal dan sumber daya informasi, terutama untuk usaha kecil, paling sering didominasi oleh perempuan.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa waktu yang dihabiskan oleh perempuan dan laki-laki dalam rantai nilai tuna relatif sama dan pemberdayaan dan pengambilan keputusan bervariasi di seluruh rantai nilai, tetapi rata-rata relatif sama dan masuk akal.

Untuk itulah The Regional Secretariat of the Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) atau Sekretariat Regional CTI-CFF yang berpusat di Manado, Sulawesi Utara bermitra dengan USAID Oceans, Oceanic Fishing Port Bitung dan Kantor Layanan Kelautan dan Perikanan Bitung menggelar lokakarya pengarusutamaan gender untuk komunitas perikanan di Bitung.

Sekretariat Regional CTI-CFF Gelar Lokakarya Pengarusutamaan Gender Untuk Komunitas Perikanan di Bitung (Foto: Istiwewa)

Kegiatan dalam rangka memperingati Coral Triangle Day, CTI-CFF ini mengumpulkan 20 wanita dari desa-desa komunitas nelayan di Kota Bitung dengan harapan dapat menyadarkan perempuan akan peran penting dan kontribusi mereka dalam peningkatan kondisi sosial ekonomi mereka dan juga komunitas mereka.

Menurut CTI-CFF Regional Secretariat Interim Executive Director Hendra Yusran Siry, perempuan yang bekerja di sektor perikanan diberi kondisi kerja yang aman dan diberi hak dan peluang yang setara dalam mengelola kegiatan penangkapan ikan.

Selanjutnya, diharapkan bahwa dengan mengidentifikasi tantangan terkait gender, para peserta perempuan akan dapat mengidentifikasi tindakan dan pemangku kepentingan yang diperlukan untuk mengatasinya dan membuat langkah-langkah yang diperlukan dan awal untuk membuat para pemangku kepentingan bergerak.

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender sebagai langkah untuk membuat mereka mendapatkan informasi dan terlibat dalam memberikan kontribusi pada mata pencaharian keluarga mereka, masyarakat dan pembangunan ekonomi Bitung,” ujar CTI-CFF Regional Secretariat Interim Executive Director Hendra Yusran Siry, Rabu (19/6/2019).

Coral Triangle Day adalah perayaan tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan konservasi laut dan berbagai cara untuk melindungi dan melestarikan Segitiga Karang – pusat kehidupan laut yang secara geografis meluas ke enam negara – Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor-Leste. Perayaan tahun ini berfokus pada kesetaraan gender di Segitiga Karang.

Sekretariat Regional CTI-CFF Gelar Lokakarya Pengarusutamaan Gender Untuk Komunitas Perikanan di Bitung (Foto: Istiwewa)

“Kesetaraan gender itu penting terutama dalam konservasi dan perlindungan laut. Ini berarti memungkinkan dan memberdayakan perempuan serta anak perempuan untuk menjadi aktor dalam memprakarsai perubahan positif dalam pengelolaan kelautan dan pesisir,” kata Hendra.

Hasil dari lokakarya ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai input untuk proses pembaruan Rencana Regional Actios (RPOA) CTI-CFF.

CTI-CFF adalah kemitraan multilateral dari enam negara, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste (CT6). Negara-negara CT6 bekerja bersama untuk mempertahankan sumber daya laut dan pesisir yang luar biasa dengan mengatasi masalah-masalah penting seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan keanekaragaman hayati laut.

CTI-CFF didirikan secara resmi selama KTT Para Pemimpin pada tahun 2009 dengan persetujuan para pemimpin dari negara-negara CT6. Mereka mengadopsi Rencana Aksi Regional CTI (CTI RPOA) yang merupakan rencana aksi strategis dengan lima tujuan yakni Penunjukan bentang laut yang dikelola secara efektif, Penerapan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan Pembentukan sistem kawasan lindung laut yang berfungsi penuh, Memperkuat adaptasi dan ketahanan perubahan iklim dan Meningkatkan status spesies laut yang terancam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Continue copy, click home