CYBERSULUT.NET – Pernah bermimpi memiliki sebuah rumah di pedesaan cantik di Italia? Jika iya, berarti impian tersebut mungkin bisa terwujud sekarang.
Dilansir dari laman CNN pada Rabu (31/1/2018), kota Ollolai yang berlokasi di provinsi Barbagia — dan dekat dengan kepulauan Sardinia di kawasan laut Mediterania – menjual rumah-rumah yang tidak lagi dihuni seharga 1 euro, atau sekitar Rp 17.000 per unitnya.
Ini bukan pertama kalinya kota-kota kecil di Italia menawarkan penawaran serupa.
Namun berbeda dengan Ollolai, kota ini menawarkan lanskap cantik dan suasana tenang khas kawasan desa pesisir, sehingga pembeli akan mendapat keuntungan ganda ketika membeli properti di lokasi ini.
Meskipun begitu, terdapat syarat ketat di balik harga properti yang sangat murah tersebut.
Sebuah rumah pesisir yang dibuat dari 200 susunan batu itu berada dalam kondisi memprihatinkan, sehingga pemerintah setempat mewajibkan pembeli untuk memperbaikinya dalam jangka tiga tahun, yang diperkirakan menghabiskan biaya sekitar Rp 334 juta.
Untuk standar properti di Italia, apalagi rumah kuno di kawasan pesisir, harga tersebut masih terbilang cukup terjangkau, tulis laporan majalah desain dan arsitektur Dezeen.
Di balik tawaran properti yang menggiurkan itu, tersimpan sebuah kegelisahan yang tengah melanda kota Ollolia. Populasi kota itu mengalami penurunan cukup tajam selama hampir setengah abad terakhir, yakni anjlok dari 2.250 jiwa menjadi 1.300 jiwa pada sensus tahun 2015 lalu.
Selain itu, kota Ollolai juga mengalami tingkat kelahiran bayi yang sangat kecil, yakni rata-rata 7 hingga 9 kelahiran setiap tahunnya.
“Kami dihadapkan oleh masalah penurunan populasi penduduk yang sangat mengkhawatirkan,” ujar Walikota OIlolai, Efisio Arbau.
“Di saat yang sama, kami juga dituntut untuk menjaga warisan sejarah kota, namun kesulitan karena kekurangan sumber daya manusia. Kami tidak ingin Ollolai mati,” lanjutnya.
Selain menawarkan rumah-rumah kosong dengan harga terjangkau, pemerintah Ollolai juga tengah mengupayakan peningkatkan promosi pariwisata kota tersebut, seperti melalui permohonan dana pusat untuk memperbaiki infrastruktur, dan aktif berkampanye di media sosial.
Kota Ollolai tidak sendiri, beberapa kota kecil lainnya di selatan Italia juga menghadapi masalah serupa, yakni penurunan populasi. Dua hal utama yang dituding menjadi penyebab masalah tersebut adalah rendahnya angka kelahiran, dan belum selesainya krisis ekonomi yang menghantam zona Euro, sehingga memicu tingginya angka urbanisasi ke kota-kota besar.
Sumber : liputan6.com