Jerman Kecewa Oziel Undang Presiden Turki di Pesta Pernikahan

(AA Photo)

CYBERSULUT.NET – Sejumlah politisi Jerman melayangkan kekecewaan mereka terhadap gelandang Arsenal sekaligus mantan pilar tim nasional Mesut Oezil.

Penyebabnya adalah pemberitaan yang dibuat tabloid Bild pada Minggu (17/3/2019) tentang rencana pernikahan Oezil dengan tunangannya, Amine Gulse.

Dikutip AFP Senin (18/3/2019), Oezil dan Gulse menemui Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul, dan memberikan undangan pesta pernikahan yang bakal digelar musim panas mendatang.

Kabar tersebut langsung menuai kritikan di Jerman di mana Ankara disorot atas isu Hak Asasi Manusia dalam beberapa tahun terakhir.

Politisi CDU sekaligus Kepala Staf Kanselir Angela Merkel, Helge Braun, mengaku “sedih” dengan pemberitaan undangan Oezil kepada Erdogan.

“Fakta bahwa dia terus melakukannya tidak saja membuat kecewa banyak penggemar sepak bola. Namun juga saya!” keluh Braun kepada Bild.

Braun merujuk kepada kritikan yang diterima Oezil ketika Oezil bersama pemain Manchester City Ilkay Guendogan pertama kali bertemu Erdogan Mei tahun lalu.

Braun menjelaskan dia menghormati keputusan pribadi Oezil. Namun seharusnya, pemain dengan 92 caps di timnas Jerman itu bisa memikirkan ulang.

Apalagi, gelandang 30 tahun tersebut merupakan pemain bintang yang tentunya menjadi panutan bagi anak muda keturunan Turki yang ada di Jerman.

“Pemain sepak bola adalah simbol di masyarakat kami. Mereka bahkan lebih dikenal orang daripada seorang menteri,” jelas Braun.

Komentarnya mengikuti politisi Cem Ozdemir yang juga keturunan Turki mengecam undangan itu dengan menyebutnya sebagai “perbuatan tidak pantas”.

Kemudian Alexander Graf Lambsdorff juga tidak terkesan dengan Oezil. ” Pernikahan itu adalah masalah pribadi. Namun tetap saja disayangkan dari kacamata politik.” ucapnya.

Sejak kritikan pasca-pertemuannya dengan Erdogan Mei lalu, Oezil langsung mengumumkan pensiun dari timnas Jerman setelah sembilan tahun mengabdi.

Dia menuduh Badan Sepak Bola Jerman (DFB) bertindak rasialis. “Saya adalah Jerman ketika menang. Namun dipandang sebagai imigran saat kalah,” keluhnya saat itu.

 

 

Sumber : kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *