Jepang Pilih Perdana Menteri Baru, Yoshihide Suga Gantikan Shinzo Abe

Yoshihide Suga

CYBERSULUT.NET – Partai Demokrat Liberal (LDP) Jepang memutuskan memilih Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga sebagai perdana menteri baru, menggantikan Shinzo Abe yang mengundurkan diri akibat sakit.

Keputusan tersebut diambil setelah LDP menggelar pemungutan suara pada Senin (14/9) untuk mencari kandidat yang layak menduduki kursi perdana menteri.

Dikutip dari laman The Mainichi, Suga berhasil mendapatkan 337 suara dalam voting, sedangkan dua pesaingnya Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba mendapatkan 68 suara, dan Mantan Menteri Luar Negeri sekaligus kepala kebijakan LDP, Fumio Kishida mendapatkan 89 suara.

Suga sejak beberapa waktu lalu berpeluang besar menduduki jabatan itu karena mendapatkan dukungan mayoritas dari partai tersebut. Bahkan, sebelum dia secara resmi mengumumkan pencalonannya, dia telah memenangkan dukungan dari faksi-faksi utama dalam LDP.

Total 394 surat diberikan kepada anggota parlemen LDP dan 141 perwakilan daerah, dengan para pejabat partai dikecualikan untuk mempercepat proses pemilihan di tengah pandemi virus corona.

Ishiba populer di kalangan pemilih Jepang, tetapi tidak dipercaya anggota partai karena pernah mencabut dukungan dan juga menantang kepemimpinan Abe. Sementara Kishida sebelumnya dipandang sebagai penerus favorit Abe, tetapi tampaknya pamornya jatuh beberapa bulan sebelum perdana menteri memutuskan untuk mundur.

Abe yang memecahkan rekor sebagai perdana menteri terlama di Jepang dengan lebih dari delapan tahun berkuasa selama dua periode, telah menolak untuk mendukung salah satu kandidat.

Jika Suga resmi menggantikan Abe, para pengamat memperkirakan tidak akan ada perubahan kebijakan ekstrem yang akan dilakukan Jepang.

Suga menyatakan ekonomi akan menjadi prioritas utama bersama dengan upaya menahan penyebaran virus corona supaya ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda bisa digelar sesuai rencana pada Juli 2021.

“Sekarang adalah masa yang sulit bagi Jepang karena AS menekan China, Tapi hanya mengikuti jalan yang ditempuh Washington dan meningkatkan ketegangan dengan China bukanlah kepentingan Jepang,” jelas profesor sejarah politik dan diplomatik di Universitas Hygo, Makoto lokibe.

 

 

Sumber : merdeka.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *