Hari Patriotik 23 Januari Diperingati KKIG Manado Dengan Ziarah ke Taman Makam Pahlawan

CYBERSULUT.NET – Memperingati hari Patriotik 23 Januari ke 77, Kerurukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Kota Manado melakukan ziarah estafet ke beberapa pemakaman dari para Pahlawan asal Gorontalo serta tokoh-tokoh yang berjasa bagi Gorontalo yang dimakamkan di Manado.

Ziarah diawali di Taman Makam Pahlawan Kairagi tempat disemayamkannya Rauf Mo’o yang pernah menjadi Walikota Manado tahun 1966-1971, Yusuf Hasiru, Kolonel Gobel, Max Pakaya, dan R Katili. Setelah itu rombongan menuju ke Pekuburan Banjer, berziarah ke makam Djoeroe Polontalo, istri dari Rauf Mo’o.

Berikutnya, rombongan KKIG juga melakukan ziarah di Pekuburan Kampung Islam, dimana ada makam Hasan Bajeber, anggota Komite 12 yang berjuang bersama Nani Wartabone melawan Belanda pada 23 Januari 1942. Selanjutnya, rombongan menuju Pekuburan Islam Tuminting, berziarah ke makam Ahmad Najamudin, makam Fauzi Nurani beserta istri serta makam KH Hasim Arsyad.

“Ziarah ini kami lakukan dalam rangka hari patriotik 23 Januari 1942 dimana Nani Wartabone memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda dan mengibarkan bendera putih,” jelas Ketua KKIG Kota Manado, Amir Liputo, Rabu (23/1/2019).

Liputo berharap dengan kegiatan gebyar hari patriotik 23 Januari membuat kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) semakin meningkat dan tidak melupakan sejarah bahwa tahun 1942 sang merah putih telah berkibar di Gorontalo sebagai tanda kemerdekaan.

“pesan yang saya sampaikan mari jaga terus persatuan kita, bangun Manado dan Sulawesi Utara dengan keberagaman dan KKIG menjadi perekatnya. Jadilah orang Manado asal Gorontalo yang taat dan cinta terhadap NKRI,” tegas Liputo.

23 Januari 1942 merupakan hari deklarasi kemerdekaan Indonesia yang dilakukan oleh Pahlawan Nasional Indonesia, Nani Wartabone, bersama sejumlah warga Gorontalo. Deklarasi tersebut dipicu oleh adanya kabar yang diterima oleh Nani Wartabone bahwa pasukan Jepang telah menduduki kota Manado.

Orang-orang Belanda yang saat itu sedang menjajah Gorontalo pun melarikan diri ke Poso. Hal ini membuat orang Belanda di Gorontalo menjadi ketakutan dan bersiap pergi dengan terlebih dahulu membumi hanguskan Gorontalo.

Pada 22 Januari 1942, Belanda membakar kapal motor Kalio dan gudang kopra di pelabuhan. Mengetahui hal ini, Nani menyiapkan senjata dan para pemuda. Jumat pagi, 23 Januari 1942, pasukan yang dipimpin langsung olehnya berangkat dari Suwawa menuju Gorontalo.

Sepanjang perjalanan, banyak rakyat ikut bergabung. Pukul 09.00 pagi semua pejabat Belanda di Gorontalo berhasil ditangkap. Setelah itu, Ia memimpin rakyat menurunkan bendera Belanda dan mengibarkan bendera Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya. Kemudian Ia berpidato:

“Pada hari ini, 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada di sini sudah merdeka, bebas, lepas dari penjajahan bangsa manapun juga. Bendera kita adalah Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya, pemerintahan Belanda telah diambil alih oleh pemerintahan nasional”

Peristiwa pendeklarasian Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo itu, kini dikenang sebagai Hari Patriotik 23 Januari 1942.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Continue copy, click home