CYBERSULUT.NET – Estefanus Maramis sumringah! Raut optimis tergambar diwajah Ketua Kelompok Tani Maju Jaya, Desa Marinsouw, kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara ini. Pasalnya, jika sebelumnya, dia dan anggota kelompok Tani Maju Jaya hanya mampu memanen 3 ton Jagung untuk area sebesar satu hektar, setelah menggunakan bibit Nakula Sadewa (Nasa) 19, dalam seperempat hektar, jagung yang dipanen sebanyak 2,5 ton.
Hal ini disampaikan Maramis disela sela acara Panen Perdana Bibit Jagung Varietas Nasa 29, di areal Tokatindung Reffrence Of Integrated Ecofarming Development (TRIED), sebuah lahan pelatihan dan percontohan yang dimilik PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN), dua anak perusahaan Archi Indonesia, Selasa (18/6) awal pekan ini.
“Kami sangat bersyukur akan upaya PT MSM dan PT TTN yang bukan saja memberikan modal bagi kami, namun disertai dengan pendampingan serta penyuluhan, sehingga kami mampu mendapatkan hasil maksimal,” ungkap Maramis, saat diberikan kesempatan memberikan testimoni. Hal senada disampaikan ketua kelompok tani lainnya, Joppy Worang (Maju Bersama Pinasungkulan, Bitung) dan Tadjudin Hema (Kalinaun, Minahasa Utara), yang baru saja memanen 40 ton jagung.
Sementara, Direktur Land, External dan CSR PT Archi Indonesia, David Sompie, memberikan apresiasi terhadap upaya upaya kelompok tani, telah melaksanakan berbagai harapan PT MSM dan PT TTN, agar program ini dapat berhasil dan bermafaat bagi petani.
“Saya merasa gembira dan salut terhadap kesungguhan petani merealisasikan program ini. Hal ini akan berdampak pada harapan kami agar petani mampu menghasilkan produk unggulan dan maksimal,” ungkap Sompie.
Lebih jauh menurutnya, berbagai program Corporate Social Responsbility (CSR) PT MSM dan PT TTN, termasuk pertanian, diharapkan dapat berkelanjutan, dan menjadi andalan petani dan secara keseluruhan masyarakat lingkar tambang.
Kasubdit Hubungan Komersial, Ditjen Minerba, ESDM, yang diwakili Kasi Pengawasan Penyelidikan Umum dan Eksplorasi Mineral, Ade Haera, ST berharap, dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk kegiatan yang dilakukan oleh PT MSM dan PT TTN.
“Saya salut terhadap kedua perusahaan ini, sebagai perusahaan Kontrak Karya pertama di Indonesia yang telah membuat blue print terkait program CSR. Ini sesuatu yang patu dibanggakan,” ungkap Haera.
PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya, sejauh ini telah membina sekitar 17 kelompok tani, yang tersebar di 11 desa keluarahan dilingkar tambang, dengan anggota mencapai 158 orang, menggarap lahan seluas 92,1 hektar, dengan total income bagi petani mencapai 3,1 milyar lebih.
Tokatindung Reffrence Of Integrated Ecofarming Development (TRIED) direncanakan akan menjadi sentra deseminasi teknologi sekaligus produsen benih jagung Hibrida Var NASA 29, yang akan menampung hasil produksi benih petani terlatih yang telah mendapatkan sertifikasi keahlian dari BPTP dan Balitsereal Kementan.
Produksi Benih direncanakan secara bertahap, diawali luasan 1 Ha untuk kemudian ditingkatkan menjadi 5, 10, 50, hingga 100 hektar pada tahap pertama, dan 200 hektar di tahap kedua hingga tahun 2022.
Program ini dimaksudkan untuk mempersiapkan Produksi Jagung yang tangguh, dan mampu menyanggah kebutuhan Jagung di propinsi Sulawesi Utara, sekaligus menyiapkan industri pakan ternak masyarakat yang mandiri dalam upaya persiapan pemenuhan pakan ayam yg saat ini telah berjumlah 15.000 ekor dari rata2 2 siklus budidaya di 12 Kandang Kelompok binaan PT.MSM dan PTTTN dalam program PPM kementerian ESDM.
Jumlah populasi akan terus ditingkatkan melalui kerjasama program PPM PT. MSM TTN dan 24 Bumdes Lingkar Tambang di Ring 1 dan 2 dengan target populasi 1 Juta Ekor pertahun di akhir Tahun 2022.
Acara panen perdana dan pemberian bibit Nakula Sadewa 29 ini, diwakili 3 kelompok tani, masing masing, Baru Terbit Kalinaun, Maju Jaya Marinsow dan Maju Bersama Pinasungkulan dengan sekitar 30an anggota yang hadir.
Selain anggota kelompok tani, hadir dalam acara ini, Yonatan Palulungan dari Archi Group, Dr.Ir. Muhammad Azrai,M.P, Kepala Balai Penelitian Serelia Kementrian Pertanian RI, Dr. Ir. Jusuf M.Si, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPPT) Sulawesi Utara, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi Utara, Theo Rompas, Dinas ESDM Propinsi Sulawesi Utara, Yuliana Warouw, dari Badan Sertifikasi Benih Dinas Pertanian Sulut, serta sejumlah masyarakat desa lingkar tambang PT MSM dan PT TTN. (*)
Oktaviana Mundung