CYBERSULUT.NET – Ketersediaan akan air bersih menjadi salah satu masalah dan keluhan masyarakat kota Bitung. Hal tersebut terungkap dan disampaikan masyarakat lewat pertanyaan yang harus dijawab oleh para Pasangan calon (Paslon) Walikota Bitung Periode 2021-2024 dalam debat publik yang disiarkan langsung, Sabtu (21/11/2020).
Sebagai calon pemimpin kota Bitung untuk lima tahun kedepan, ketiga paslon tersebut mempunyai solusi tersendiri guna mengatasi ketersediaan air bersih untuk masyarakat tersebut.
Paslon Maurits Mantiri-Hengky Honandar (MM-HH) yang diberikan kesempatan pertama menjawab pertanyaan moderator terkait solusi mengatasi masalah tersebut, terkesan berharap ada solusi dari pemerintah provinsi Sulawesi Utara (Sulut) maupun nasional.
“Kami sebenarnya prinsipnya sebagaimana disampaikan diawal, sinergitas itu penting. Kalau hanya dibebani pada biaya, dalam percakapan pribadi kami dengan Pak Olly Dondokambey (Gubernur Sulut) terkait persoalan seperti ini, maka beliau mengusulkan selain bendungan kuwil kami juga akan diback-up secara nasional dengan bendungan kuala Girian dan ini akan dimasukan dalam perencanaan nasional,” kata Maurits Mantiri.
Diakui Maurits, ada banyak tempat yang belum terlayani air bersih dari Perusahan Daerah Air Minum (PDAM), sehingga harus mencari terobosan dan inovasi.
“Oleh karena itu sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23, daerah diberikan kesempatan untuk mencari inovasi dan terobosan. Jangan dibiarkan pada keadaan sekarang ini, oleh karena itu kami akan mencari terobosan melalui sinergitas yang ada,” tukas Maurits Mantiri.
Berbeda dengan solusi sinergitas dari MM-HH tersebut, Paslon Maximiliaan Jonas Lomban (MJL) dan Martin Daniel Tumbelaka (MDT) memiliki solusi yang ditawarkan guna mengatasi masalah air bersih tersebut.
Dikatakan Maximiliaan Jonas Lomban, solusi pertama adalah menjaga lingkungan serta mengupayakan melayani ketersediaan air di tempat yang sulit dengan terobosan air laut menjadi air minum.
“Selain itu perlu diketahui, program kita saat ini adalah saluran primer. Saluran tersier sudah banyak yang terpasang, tapi saluran primer yang akan mengantarkan air dari sumbernya ke tempat yang cukup besar belum terbangun. Kita akan menggunakan bibir dalam jalan tol untuk pipa primer tersebut, sehingga bisa menyalurkan ke pipa sekunder yang selanjutnya tersalur ke pipa tersier. Tahun depan itu sudah bisa berjalan,” tukas MJL.
Sementara itu, Paslon Victorine Lengkong dan Gunawan Pontoh juga menyampaikan solusi dengan mencari Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam mengatasi permasalahan tersebut.
“Kita akan koordinasikan dengan PDAM agar menunjuk orang yang kompeten, agar mencari solusi bagaimana air bersih bisa tersedia. Ada informasi, meskipun ada pipa tapi airnya tidak bisa naik. Selain itu ada program desalinasi sebagaimana disampaikan yakni Pak MJL tadi. Dimana mengubah air laut menjadi air bersih. Ini ada contohnya di Provinsi Bali, itu bisa dikembangkan disini dan bisa dijadikan pendapatan apabila dijual. Serta itu jangan sampai ada program yang merusak mata air,” tukas Victorine Lengkong.
REDAKSI