CYBERSULUT.NET – Pernyataan mengejutkan yang dilontarkan Kepala Dinas Sosial, dr Rinny Tamuntuan yang mengatakan harusnya ada lokalisasi terkait maraknya prostitusi online, dinilai pengamat pernyataan tersebut “Slips of The Tongue” (terpeleset lidah).
“Dirinya mungkin belum terbiasa menghadapi para wartawan peliputan DPRD Provinsi Sulut, jadi istilahnya terjadi Slips of The Tongue (terpeleset lidah). Maksudnya ingin menyampaikan A namun tidak lengkap dengan penjelasan,” ujar Pengamat Politik dan Pemerintahan Sulut, Taufik Tumbelaka kepada wartawan, Rabu (28/2/2018).
“Mungkin karena dirinya masih baru di Dinsos dimana sebelumnya dari Dinkes Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), sehingga pemikirannya masih seputaran masalah kesehatan. Jadi menurut saya, pernyataannya tersebut juga mungkin tidak bermaksud seperti itu (Menyetujui lokalisasi), dimaklumi saja,” sambung Taufik.
Lanjut dikatakan Direktur Tumbelaka Academic Centre ini, dr Tamuntuan merupakan salah satu pejabat potensial dan berprestasi.
“Beliau merupakan salah satu pejabat dari Mitra sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) yang layak “diprovinsikan” karena berprestasi, sehingga dipercayakan masuk kabinet OD-SK (Gubernur Olly Dondokambey (OD) dan Wagub Steven Kandouw (SK) memimpin Dinas Sosial,” tukas jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Prostitusi Online Marak, Ini Solusi Dinsos dan DP3AD Sulut
Diketahui, sebelumnya dr Rinny Tamuntuan saat diwawancarai soal prostitusi online usai mengikuti rapat di DPRD Sulut mengatakan harus ada lokalisasi Pekerja Seks Komersil (PSK).
“Seharunya ada lokalisasi khusus untuk PSK ini, harus diperkuat dengan peraturan daerah (Perda) tapi di Kabupaten/Kota, karena Provinsi tidak punya masyrakat,” tegasnya kepada wartawan, Senin (26/2/2018).
Penulis : Christy Lompoliuw