CYBERSULUT.NET – Israel mengumumkan perluasan tujuan perangnya selain perang Gaza pada Selasa (17/9/2024). Perluasan perang ini mencakup perang dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.
Sampai saat ini, tujuan Israel adalah untuk menghancurkan Hamas dan membawa pulang para sandera yang diambil oleh Hamas selama serangan 7 Oktober 2023 yang memicu perang.
Meski fokus perang telah berada di Gaza, namun baku tembak yang tak henti-hentinya antara pasukan Israel dan sekutu Hamas, Hizbullah di Lebanon telah memaksa puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan untuk meninggalkan rumah mereka.
“Kabinet politik-keamanan memperbarui tujuan perang malam ini, sehingga mencakup bagian berikut: pengembalian penduduk utara ke rumah mereka dengan aman,” terang kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Kendati tidak secara resmi dinyatakan sebagai perang, namun baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah telah menewaskan ratusan orang. Sebagian besar pejuang di Lebanon, dan puluhan warga sipil dan tentara di pihak Israel.
Pengumuman itu muncul saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken yang akan kembali ke wilayah tersebut minggu ini untuk mencoba menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata yang terhenti untuk perang antara Israel dan Hamas di Gaza.
Pengumuman itu juga datang sehari setelah Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan aksi militer adalah satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya masyarakat utara Israel.
Hizbullah, yang seperti Hamas didukung oleh musuh bebuyutan Israel di kawasan, Iran, mengklaim telah melakukan belasan serangan terhadap posisi Israel pada Senin (16/9/2024) dan tiga serangan lagi pada Selasa (17/9/2024).
Militer Israel mengatakan telah menyerang target “teroris” di Lebanon.
“Kemungkinan tercapainya kesepakatan semakin menipis karena Hizbullah terus mengikatkan diri pada Hamas,” kata Gallant kepada utusan AS yang sedang berkunjung, Amos Hochstein, dalam sebuah pernyataan dari kantornya.
Netanyahu kemudian memberi tahu Hochstein bahwa ia sedang mencari “perubahan mendasar” dalam situasi keamanan di perbatasan utara Israel.
Sementara itu, Wakil Kepala Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada akhir pekan bahwa kelompoknya tidak berniat berperang, namun akan ada kerugian besar di kedua belah pihak jika terjadi konflik habis-habisan.