CYBERSULUT.NET – Serangan pesawat tak berawak (drone) dilancarkan ke sebuah pangkalan militer di wilayah Kurdistan, Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat. Tak ada korban dalam serangan drone tersebut.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (24/7/2021), serangan itu terjadi sebelum Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhemi dijadwalkan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington pada hari Senin (26/7) waktu setempat untuk membahas kemungkinan penarikan penuh pasukan AS dari negaranya.
“Sebuah sistem udara tak berawak berdampak pada pangkalan koalisi di Kurdistan pada dini hari Jumat (23/7),” kata juru bicara koalisi AS, Kolonel Wayne Marotto dalam sebuah pernyataan.
“Tidak ada korban dan tidak ada kerusakan akibat serangan itu,” katanya, seraya menambahkan “Amerika Serikat dan pasukan koalisi akan tetap waspada dan mempertahankan hak untuk membela diri.”
Media Kurdi Irak melaporkan serangan itu menargetkan sebuah pangkalan di Al-Harir, 70 kilometer (45 mil) timur laut Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan.
Itu adalah yang terbaru dalam serentetan serangan terhadap fasilitas militer dan diplomatik AS di Irak. Kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran dituding sebagai dalang serangan-serangan tersebut.
Amerika Serikat masih memiliki sekitar 2.500 tentara yang ditempatkan di Irak, dari 3.500 orang dalam koalisi internasional yang dibentuk pada 2014 untuk memerangi kelompok ISIS.
Faksi-faksi pro-Iran telah menuntut penarikan mundur pasukan AS. Kelompok tersebut pada Jumat (23/7) mengancam akan melanjutkan serangan kecuali AS menarik semua pasukannya dan mengakhiri “pendudukan”.
Sebagian besar pasukan Amerika yang dikerahkan dalam koalisi, yang membantu mengalahkan ISIS di Irak pada 2017, telah ditarik di bawah mantan presiden AS Donald Trump.
Mereka yang tersisa secara resmi digolongkan sebagai penasihat dan pelatih untuk tentara Irak dan unit kontra-terorisme.
Sumber : detik.com