CYBERSULUT.NET-Sebagaimana terlampir dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti romawi II poin 1, upacara bendera adalah kegiatan untuk menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan, namun memiriskan hal tersebut diduga seakan diacuhkan oleh salah satu sekolah terkenal di Sulut.
Sebagaimana hasil laporan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sulut Joudy Moniaga kepada wartawan, dirinya menerima aspirasi dari Wali Murid Manado Indpendent School (MIS) dimana sekolah elite tersebut tidak pernah melaksanakan upacara bendera.
“Saya menerima aspirasi bilamana sekolah tersebut tidak pernah melaksanakan upacara bendera. Bagaimana menciptakan rasa nasionalisme dalam diri siswa kalau tidak pernah menggelar upacara bendera. Meski sekolah tersebut ada murid dari luar negri, tetapi sebagian besar adalah Warga Negara Indonesia,” tegas Moniaga.
Dirinyapun berharap, Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Sulut bisa menyikapi masalah ini dengan melakukan sidak dan mencari kebenaran dari aspirasi tersebut.
“Kemudia, jika kabar tersebut benar adanya, Disdikda harus mengambil langkah tegas kepada pihak sekolah,” tuturnya.
Selain itu, tambah Moniaga, kritikan juga diberikan kepada kebijakan lembaga pendidikan ini yang terendus, mengadakan aktivitas belajar mengajar di hari-hari raya keagamaan.
“Ada juva laporan dari orang tua murid kepada kami bahwa di sekolah MIS, ada murid-murid yang hari-hari besar diharuskan sekolah. Saya tanya ke orangtua mereka memberikan masukan,” kata Anggota Komisi III DPRD Sulut, Juddy Moniaga, akhir pekan lalu.
Ia menjelaskan, sesuai laporan yang masuk ke dewan, saat Hari Raya Imlek belum lama ini, khusus kelas 3 SMP dan SMA diharuskan sekolah.
“Alasannya pengayaan tapi tetap ambil absen. Berarti dianggap itu kegiatan belajar mengajar. Sebenarnya kan diharuskan itu libur. Begitu pula di tanggal 30 saat Jumat Agung diharuskan untuk sekolah,” ujar dia.
Penulis: Anggawirya Mega