CYBERSULUT.NET-Kondisi kelistrikan Sulawesi Utara (Sulut) yang masih mengalami kendala seperti pemadaman bergilir akhirnya terungkap sudah penyebabnya.
Dikatakan Kepala Dinas (Kadis) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulut Ir B Adrianus Tinungki kepada sejumlah wartawan di DPRD Sulut, Selasa (20/03/2018) tadi, masalah jaringan, pembangkit dan alam adalah penyebab utamanya.
“Padahal Sulut daya yang mampu ada sekitar 400MW dari segala sumber. Bersyukur mix energi kita adalah green energi. 43% dari alam bukan batu bara atau oli diesel. Kita disuplay panas bumi 120MW dari Lahendong 1-6. Rata-rata nasional Sulut terbesar. Sekarang daya yang diperlukan apalagi malam hari ada 360MW. Ada surplus 40MW. Tapi jangan lupa Sulut punya pertumbuhan listrik di atas rata-rata nasional. Dan jangan lupa, masalah alam adalah salah satu faktor utama penyebab gangguan listrik,” aku Tinungki.
Selain itu, masalah kebutuhan dan perkembangan ekonomi Sulut yang memerlukan 10MW pertahun dan tidak dibarengi pembangkit listrik baru juga salah satu faktornya.
“Itu artinya ekonomi Sulut berkembang sehingga listrik sangat diperlukan. Yang dikawatirkan ada penambahan di setiap tahun 10MW dan tidak ada pembangkit baru jadi kita bisa devisit. Dan sejauh ini 120MW disuplay dari Marine Vessel Power Plant (MVPP) Karadeniz Powership Zeynep Sultan yang disewa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun 2020 kontraknya akan habis. Kalau tidak ada pembangkit baru kita bisa difisit. Namun kita ada rencana pembangkit baru di Minut dan Binjeita misalnya. Tapi itu baru rencana. Namun pihak ESDM sangat mendorong investor segera merealisasikan pembangkit baru,” katanya.
Sedangkan untuk jumlah penyaluran listrik di Sulut, dari sekitar 2000-an desa, 28 desa belum tersalurkan.
“Rinciannya, 25 di Nustar dan 3 di daratan seperti di Boltim dan Bolmong. Ditargetkan tahun 2018 ini dibantu dengan pembangkit listrik matahari dan pengadaan genset di PLN. Target kita 100% tahun ini seluruh desa di Sulut sudah dialiri listrik,” tutupnya.
Penulis: Anggawirya Mega