CYBERSULUT.NET – Permasalahan listrik di Sulawesi Utara (Sulut) yang masih terus mengalami kendala kembali menjadi penegasan anggota DPRD Sulut Dapil Bolmong Raya Ir. Julius Jems Tuuk.
Dibuktikan, dalam sebuah kesempatan interupsi dalam rapat paripurna DPRD Sulut yang dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Sulut, dikatakan Tuuk, dirinya mendapat masukan yang luar biasa dari sebagian masyarakat BMR, dimana saat saudara-saudaranya yang beragama Muslim melaksanakan ibadah puasa, lampu dari PLN mati seperti halnya minum obat, sehari mati sampai 3 kali.
“Ada yang mengatakan, mereka tidak bisa mengambil air wudhu karena mati lampu, begitu juga saat berbuka puasa juga susah. Padahal PLN sudah diatur dalam undang-undang nomor 8 tahun 99 tentang perlindungan konsumen PLN, kemudian undang-undang nomor 15 tahun 85 tentang ketenagalistrikan dimana dalam pasal 4 dan pasal 60 dijelaskan dengan tegas tentang hak konsumen dan sanksi terhadap PLN. Oleh sebab itu kenapa saya melihat hal ini sangat urgen, kita perlu bicarakan di parlemen ini karena menurut saya, PLN lagi bermain-main dengan kita,” tegas legislator yang dikenal berapi-api dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.
Legislator PDIP ini juga menambahakan, ada yang komplen kepadanya menyatakan bagaimana janji pemerintahan OD-SK dalam masalah ini.
“Dan saya menjawab bilamana pemerintahan OD-SK hanya menyampaikan komitmen PLN dan PLN adalah eksekutor agar listrik tidak mati,” ujar Tuuk.
Daripada itu, dengan kondisi saat ini sebagaimana dikatakan PLN ke sejumalh media, kita surplus listri 150MW. Kenapa masih mati?
“Kami warga Mongondow berharap PLN memakai cara berbahasa kepada kami. Jelaskan kepada rakyat di bagian mana listrik akan dipadamkan dan alasannya apa. Namun sayangnya, sampai detik ini PLN tidak pernah memberikan penjelasan. Dengan itu, jika GM PLN tidak bisa memberikan penjelasan, saya akan menggunakan hak politik saya sebagai anggota DPRD Sulut untuk meminta GM PLN mundur dari jabatannya. Kedua, jika dalam waktu 7 hari kepada PLN untuk menjawab ini, jika tidak saya akan unjuk rasa dan menutup jalan poros Trans Sulawesi. Dan saya akan mengajak warga Bolmong untuk berunjuk rasa menuntut PLN. Kalau tisak ada tanggapan dari PLN Suluttenggo, maka kami berharap Dirut PLN nasional untuk jadir di Sulut,” jelasnya.
Menyikapi permintaan Tuuk tersebut, Wagub Sulut Drs Steven Kandouw berharap teman-teman PLN harus in work looking.
“Ditengah-tengah masyarajat muslim sedang menjalankan puasa, mestinya tidak ada pemadaman listrik. Benar, saat ini bukan karena kendala suplay. Tetapi jawaban PLN karena masalah pada jaringan yang sudah rusak dan sementara diperbaiki,” tutup Kandouw.
Penulis: Anggawirya Mega