CYBERSULUT.NET – Tiga daerah di Sulawesi Utara ramai-ramai memindahkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) pemerintah daerah dari Bank Sulawesi Utara-Gorontalo (BSG) ke Bank Negara Indonesia (BNI). Ada tiga daerah yang sudah dan berencana memindahkan RKUD itu ke BNI. Kabupaten Bolaang Mongondow sudah melakukannya sejak Maret 2018 lalu, di susul Kota Kotamobagu serta Kota Manado yang akan memindahkan RKUD pada Maret 2019 nanti.
Alasan Pemerintah Kota (Pemkot) Manado mengikuti jejak 2 daerah sebelumnya Menurut Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut melalui Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan dan Humas (Pemhum), Sonny Takumansang, adalah murni untuk kepentingan pembangunan kota. Menurutnya, langkah Pemkot Manado memindahkan dana sebesar Rp 1,8 triliun mereka ke BNI diambil karena Pemkot Manado ingin menjalin kerja sama dengan bank yang dapat menunjang program-program pemerintah.
“Bank yang dapat memberikan kontribusi maksimal dalam mengelola pendapatan daerah dan dukungan yang maksimal juga dalam menunjang kegiatan dan program Pemkot Manado,” ujar Takumansang.
Selain itu juga, pemindahan dilakukan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai yang ada di Pemkot Manado. Rencana untuk memindahkan RKUD lanjut Takumansang bukan baru sekarang ini, tapi sudah dari tahun 2018 lalu, dan surat pengajuan penghentian kontrak kerja sudah dilayangkan ke direksi Bank SulutGo.
“Pemindahan mulai Maret. Dengan alasan, pertama ingin bekerjasama dengan bank yang memberikan kontribusi maksimal dalam pegelolaan keuangan pendapatan asli daerah. Kemudian pemkot ingin mendapatkan dukungan maksimal terhadap kegiatan yang ada di Manado. Untuk meningkatkan kesejahteraan aparatur sipil negara,” tukasnya.
Rencana Pemkot Manado untuk memindahkan RKUD ke Bank BNI mendapat sambutan positif dari para Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurut sejumlah ASN Pemkot Manado, keputusan tersebut sudah sangat tepat, karena untuk kredit pegawai di Bank SulutGo suku bunga kreditnya menurut mereka tergolong tinggi jika dibandingkan dengan BNI yang merupakan Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Salah seorang ASN yang enggan menyebutkan namanya mengaku sangat setuju RKUD Pemkot dipindahkan ke BNI, menurutnya suku bunga kredit di Bank SulutGo cukup tinggi jika dibandingkan dengan Bank BNI.
“Saya telah mengambil jenis Kredit Pegawai Negeri Sipil (KPNS) di Bank SulutGo, suku bunga kreditnya 15 persen. Saya bandingkan dengan suku bunga kredit BNI itu dimulai dari 5 persen dan itu sudah saya cek. Kalau hitung-hitung dengan kredit yang saya ambil di BSG saat ini, dengan jumlah plafont kredit saya, dibandingkan dengan suku bunga kredit di BNI 46, ada selisih kisaran 50-an juta rupiah,” ujarnya
Beberapa ASN lain juga mengungkapkan hal senada, menurut mereka, banyak ASN yang mengajukan kredit di Bank lain karena perbandingan suku bunga kreditnya masih tergolong dibawah suku bunga kredit Bank SulutGo.
Kecam BNI, Gubernur Sulut Tegaskan Akan Gunakan Kekuasaan!
Terkait polemik tersebut, Lembaga Studi Sosial dan Politik Tumbelaka Academic Centre (TAC) turun langsung untuk melakukan studi lapangan, dan hasilnya, Direktur Eksekutif TAC, Taufik M Tumbelaka, mengatakan perlu adanya pembenahan internal dari Bank SulutGo itu sendiri.
“Hasil amatan dan diskusi kami, Bank SulutGo harus melakukan pembenahan ke dalam. Baik itu masalah pelayanan dan ‘sajian produk-produk’ yang ditawarkan kepada publik,” ujar Tumbelaka, Minggu (10/2/2019).
Penasehat TAC, Franky Y Mugama lebih spesifik mengatakan bahwa pembenahan yang dimaksud adalah mengevaluasi jajaran Komisaris. Karenanya. Gubernur Sulut Olly Dondokambey selaku pemegang saham mayoritas di Bank SulutGo, harus melihat masalah ini dengan bijaksana.
“Kinerja jajaran Komisaris Bank SulutGo juga perlu dievalusi. Seharusnya jika memang dalam laporan kinerja Bank SulutGo baik, maka jajaran Komisaris perlu mengambil langkah proaktif khusus ketika ada indikasi ada pihak akan berpindah, karena pasti ada ‘sesuatu’,” tukas Mugama.
Gubernur Sulut Isyaratkan Posisi Direksi BSG Aman
Inovasi dan kreativitas kiranya perlu dilakukan, termasuk di dunia perbankan. Zaman sekarang persaingan dunia usaha, terlebih khusus perbankan sudah sangat ketat seperti ini, kita tidak bisa cuma ‘diam’ dan terlena dengan cara-cara lama.
“Harus proaktif dan kreatif agar bisa menjawab tantangan persaingan,” tandas Mugama.