CYBERSULUT.NET – Kondisi pembangunan anjungan Sulawesi Utara (Sulut) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diakui Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Jemmy Ringkuangan mengakui proyeknya diawasi Tim Pembentukan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D).
“Untuk proyeknya diawasi langsung Kejaksaan. Kami akan lihat finalisasinya nanti. Dari total anggaran belum dibayarkan 100% hanya 84,8%. Jadi masih ada sisa anggaran. Hal itu karena jika ada pemeriksaan dari KPK bisa kami lakukan pembayaran,” jelas Ringkuangan di hadapan personil Komisi III DPRD Sulut dalam hearing, Rabu (13/02/2019) hari ini.
Dilanjutkannya, tidak dibayarkannya 100% dikarenakan sisa dari 84,8% tersebut menjadi jaminan ketika dilakukan finalisasi dan ditemukan proyek tidak selesai, sudah ada dana sisa.
“Begitu juga ketika diaudit BPK dan tidak menemukan kejanggalan dan terjadi TGR, sisa anggaran itu yang nantinya akan dibayarkan,” tuturnya.
Pernyataan Ringkuangan tersebut menjawab pertanyaan Sekretaris Komisi III Edison Masengi terkait keberadaan anjungan Sulut di TMII yang pembangunannya semrawut.
“pembangunan anjungan di TMII pembangunannya semrawut dimana kayu-kayunya tumpang tindih. Apa sisi pengawasan dalam yang masih kurang. Kami Komisi III ingin mempertanyakan itu karena anjungan sebagai salah satu simbol Sulut di pusat,” tanya Masengi
Komisi III juga melalui Ketuanya Adriana Dondokambey menyarankan pihak Biro Perlengakapan untuk mengganti baju-baju adat serta patung yang terpajang didalam anjungan.
Penulis: M Anggawirya