Matangkan Program Penguatan Ekosistem Kemitraan, Konsorsium Pendidikan Vokasi Sulut Gelar FGD Inovation Planning

CYBERSULUT.NET – Konsorsium Pendidikan Vokasi Sulawesi Utara yang terdiri dari Politeknik Negeri Manado (Polimdo), Politeknik Nusa Utara, dan Akademi Komunitas Mapanawang Manado terus matangkan program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Inovation Planning.

FGD yang berlangsung Jumat-Sabtu (17-18 Mei 2024) di Hotel Sentra Minut tersebut, sebagai tindak lanjut FGD yang dilaksanakan sebelumnya tentang pengumpulan data dan analisis workforce planning.

Menurut Stevie Kaligis yang dipercayakan sebagai Ketua Konsorsium Pendidikan Tinggi Vokasi Sulut, kegiatan FGD Inovation Planning merupakan salah satu bagian program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah di Sulut.

“Dari FGD ini, kami ingin mendapatkan masukan dari berbagai latar belakang, baik itu akademisi maupun pemerintah selaku mitra dalam program ini. Sehingga bisa memperoleh rumusan tentang inovasi yang sedang dijalankan dan bagaimana inovasi itu kedepan. Secara khusus di empat sektor unggulan di Sulut yaitu sektor pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata, dan jasa,” papar Kaligis.

Diungkapkan Kaligis, dengan adanya berbagai masukan maupun rumusan yang tertuang dalam FGD, dapat menghasilkan satu inovasi yang bisa di implementasikan pada tahun 2025.

“Jadi inovasi ini bisa melalui pendekatan budaya, teknologi maupun struktur organisasi, dengan tujuan memiliki nilai tambah”, tutur Kaligis.

BACA : Kumpulkan dan Analisis Data Masalah Ketenagakerjaan Vokasi, Polimdo Gelar FGD Bersama Instansi Terkait

Dalam FGD tersebut, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Sulut, Henry Kaitjily yang hadir sebagai perwakilan pemerintah daerah, mengapresiasi terobosan Konsorsium Pendidikan Vokasi, dalam menyiapkan program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah.

“Ini adalah bagian dalam pengembangan SDM di daerah kita, jadi tentunya semua institusi akan terlibat dengan mengambil bagiannya masing-masing,” imbuh Henry Kaitjily.

Sementara itu, dari sisi Dinas Pertanian dan Peternakan, Stenly Mandagi mengukapkan, saat ini pihaknya tengah melakukan sebuah inovasi yakni sistem pertanian organik.

“Semenjak Covid-19 melanda kami dari Dinas melakukan program ‘Mari Jo Bakobong’, dan hal ini sukses membantu mempertahankan ekonomi daerah, dan kini ketika terjadi konflik Rusia-Ukraina menyebabkan harga pupuk meningkat maka kami pun mengatisipasi hal tersebut dengan sebuah inovasi sistem pertanian organik”, ujar Mandagi.

Demikian halnya dengan Dinas Perikanan dan Kelautan yang diwakili oleh Deyne Rondonuwu, memaparkan salah satu inovasi yang telah mereka lakukan yakni dengan pelatihan jenis-jenis pengolahan ikan.

“Kami berikan pelatihan agar para pelaku usaha perikanan memiliki skill seperti penggaraman dan pengeringan ikan seperti ikan teri dan ikan garam yang ada di Minsel, kemudian pengasapan seperti cakalang fufu, dan bahkan membuat kecap, itu semua adalah inovasi yang kami lakukan untuk menambah nilai produk para pelaku usah”, ucap Deyne.

Tampak hadir juga sebagai nara sumber dalam FGD tersebut, Stenly Mandagi mewakili Dinas Pertanian dan Pertenakan, Deyne Rondonuwu dari Dinas Perikanan dan Kelautan, Jimmy Ranti dari Balitbang.

Mewakili kalangan akademisi, Prof. Joshian Nicolad Schaduw dari Fakuktas Perikanan dan Kelautan Unsrat, Diane Pioh dari Akademi Pertanian, Prof. Bet El Silisna Lagarence dari Polimdo dan Steven Runtuwene.

Tim Pelaksana kegiatan ini sesuai dengan SK Direktur Polimdo, Mareyke Alelo, untuk Ketua Tim Pelaksana yakni Stevie Kaligis, anggota terdiri dari Melky Paendong, Arifmanuel Kolondam, Ely John Karimela, Stendy Sakur, Tony Alalinti, Marlin Lolowang, Priskila Surentu, Veren Turangan.

Dian Marwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Continue copy, click home