Kubu Pemberontak Maute Hancur, Militer Filipina Optimis Pertempuran di Marawi Segera Berakhir

CYBERSULUT.NET – Pertempuran yang berlangsung sebulan terakhir mengakibatkan korban berjatuhan di kedua belah pihak. Korban jiwa terbanyak berasal dari kubu pemberontak Maute yang bekerja sama dengan kelompok Abu Sayyaf pimpinan Isnilon Hapilon.

Dalam laporan terakhir, pasukan Filipina yakin kerugian yang diderita Maute lebih banyak. Mereka kehabisan amunisi, makanan dan sumber daya lainnya. Bahkan ada yang mengatakan kalau dukungan logistik dan pendanaan mereka juga kian menyusut. Ditambah lagi, ada perpecahan serius di kubu tersebut.

Berdasarkan kondisi tersebut, pasukan Filipina optimis kemenangan sudah berada di depan mata. Mereka percaya pertempuran di Mindanao ini akan segera berakhir karena kepemimpinan musuh kian berantakan.

“Kepemimpinan Maute hancur. Mereka juga kekurangan amunisi. Ada masalah keuangan serius dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Sebagian besar militannya ingin segera menjauh dari zona pertempuran. Namun ada juga yang bersikeras tinggal demi mempertahankan posisi mereka,” beber Juru Bicara Satgas Marawi, Letnan Kolonel Jo-ar Herrera dalam konferensi pers di zona konflik pada Minggu 25 Juni, seperti disadur dari Asian Correspondent, Senin (26/6/2017).

Militer telah membersihkan 86 bangunan yang sebelumnya diduduki teroris Maute. Source: Reuters/Romeo Ranoco

Pasukan pemerintah, sementara itu, terus melangkah maju ke kota yang dikuasai para gerilyawan militan. Herrera menjelaskan, militer telah membersihkan 86 bangunan yang sebelumnya diduduki teroris Maute.

“Selangkah demi selangkah kami terus bergerak menuju pusat gravitasi. Inilah yang memengaruhi mereka secara moral,” nilainya.

Herrera lebih lanjut berujar bahwa Hapilon, yang sebelumnya dikatakan terluka, kemungkinan telah melarikan diri ke luar Marawi. Namun militer Filipina masih memverifikasi kabar tersebut.

Militer Filipina mengumumkan gencatan senjata sementara pada Minggu 25 Juni 2017 guna memberikan waktu bagi umat Islam Marawi merayakan Idul Fitri dengan tenang. Marawi pun sunyi senyap selama delapan jam.

Selama gencatan senjata, utusan pemerintah bertemu dengan salah satu pemimpin kelompok Maute untuk membahas pembebasan beberapa dari 150 sandera. Herrera mengungkap, enam warga sipil diselamatkan selama gencatan senjata damai yang berlangsung dari pukul 06.00 sampai 14.00. Pertarungan dilanjutkan segera setelah itu.

Pada Senin, Malacanang (istana kepresidenan Filipina) menyatakan, sedikitnya 290 tersangka teroris telah terbunuh sejauh ini. Korban tewas lain, terdiri dari 70 petugas keamanan dan 27 warga jiwa sipil. Sementara itu, sekirar 246.000 penduduk Marawi telah mengungsi akibat pertempuran yang sudah memasuki hari ke-35 tersebut.

 

 

 

 

Sumber : okezone

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *