CYBERSULUT.NET – Meski mendapat penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di tahun 2017 lalu, namun Sulut mengalami kenaikan dari sisi angka pengangguran bahkan melebihi indeks rata-rata nasional.
Hal tersebut sebagaimana dikatakan Dr H Harry Azhar Azis MA saat membacakan hasil laporan keuangan Provinsi Sulut tahun 2017, dalam sidang paripurna penyerahan hasil penilaian laporan keuangan, di DPRD Sulut, Selasa (05/06/2018) pagi tadi.
“Untuk tingkat pengangguran rasio di Sulut lebih tinggi dari nasional. Tercatat di Sulut angkanya sebesar 7,18% atau diatas rata-rata nasional sebesar 5,50%,” ungkap Azis.
Menyikapi itu, Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw kepada sejumlah wartawan mengatakan, naiknya angka pengangguran di Sulut sesuai data dari BPS sumbangan pengangguran tinggi karena industri perikanan di Bitung yang terhenti.
“Ada 3000-an yang dirumahkan karena kapaol-kapal berhenti melaut dan ditambah berhentinya produksi di industri pengalengan ikan. Dari 7 perusahaan yang ada di Bitung hanya 3 yang tersisa beroperasi dengan kapasitas 30% sehingga banyak pekerja yang dirumahkan,” tegas Kandouw seraya menambahkan, hal tersebut tidak berpengaruh signifikan karena angka ingeneral kemiskinan turun di Sulut.
“Secara kasar dikatakan masyarakat Sulut tidak kerja tapi makan enak. Itu salah satu fenomena satu-satunya di negri ini,” ungkapnya.
Penulis: Anggawirya Mega