CYBERSULUT.NET – Operasi pasar murah yang digelar Dinas Perdagangan dan Industri (Disperindag) baik provinsi Sulawesi Utara maupun Kabupaten/Kota dengan memanfaatkan Anggaran pendapatan Belanja Daerah (APBD) patut dipertanyakan.
Pasalnya, terungkap dalam rapat bersama Komisi II DPRD Sulut bersama pihak retail Indomaret maupun Alfamart, dimana setiap pelaksanaan pasar murah selalu disalurkan bantuan yang terkesan sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).
Ketua Komisi II, Cindy Wurangian bahkan sempat menyayangkan tidak adanya koordinasi dan komunikasi dari Disperindag terkait hal tersebut.
“Kami tahu ada anggaran yang banyak dialokasikan ke Disperindag untuk pasar murah, dan kami baru tahu ternyata pihak Indomaret maupun Alfamart ternyata ikut menyumbang di setiap kegiatan pasar murah yang digelar Disperindag, sementara anggaran Disperindag selalu terpakai habis. Saya kira perlu ada komunikasi dan koordinasi Disperindag dengan Komisi II kedepan nanti soal hal tersebut,” ujar Cindy, Kamis (19/7/2017).
Sementara itu, perwakilan Disperindag Sulut saat dikonfirmasi wartawan mengatakan kalau pihaknya tetap membayar sesuai bahan bantuan dari pihak Indomaret maupun Alfamart.
“Tetap harga yang diberikan Indomaret tetap sama yang dibawa ke pasar murah. Jadi ada beberapa produk dari distributor itu juga sama yang dibawah ke pasar murah,” ujar Marthen salah satu Kepala Bidang di Disperindag Sulut.
Dirinya pun berdalih kalau anggaran yang telah ditata dalam APBD untuk pasar murah tidak terpakai, karena memanfaatkan bantuan dari Indomaret maupun Alfamart.
“Itu terpakai untuk operasional, seperti angkutan. Tidak mungkin kan kita misalnya gelar pasar murah di Sangihe, lalu harus menyewa kapal mengangkut bahan-bahan tersebut. Tidak hanya itu, anggaran tersebut juga terpakai untuk membiayai personil dan tenda, jadi bukan anggarannya kemana tapi sudah sesuai dengan yang tertata dalam RKA,” pungkas Marthen.
Penulis : Beriel.L