CYBERSULUT.NET – Konsorsium Pendidikan Vokasi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang didalamnya tergabung Politeknik Negeri Manado (Polimdo), Politeknik Nusa Utara, dan Akademi Mapanawang Manado menggelar kegiatan Business Matching, Senin (24/6/2024) di Hotel Sentra Minut.
Dalam Business Matching tersebut, Direktur Polimdo, Mareyke Alelo dalam sambutannya mengungkapkan anggaran pendidikan yang besar namun minim dukungan anggaran untuk Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (DIKSI) yang menangani Politeknik, SMK dan BLK. Berbeda dengan alokasi dana untuk sekolah kedinasan, dimana mahasiswanya dibiayai alias gratis mulai dari seragam, sepatu hingga biaya hidup. Bahkan ketika mereka lulus, mereka sudah dijamin memperoleh pekerjaan.
“Dengan kemampuan yang sangat terbatas ini, kalau tidak punya ekosistem yang kuat, maka vokasi tidak memiliki habitat untuk bisa bertumbuh,” ujar Mareyke Alelo.
Dikatakan Mareyke Alelo, banyak yang mengatakan vokasi itu hebat, tulang punggung Indonesia dan harapan untuk memperoleh man power yang profesional dan skill.
“Tapi bagaimana alokasi anggaran untuk pendidikan vokasi. Vokasi kalau tidak ditunjang dengan industri dan dunia kerja, tidak dapat berdiri,” kata Mareyke Alelo.
Diungkapkan Mareyke Alelo, biaya yang dibutuhkan untuk menunjang perkuliahan di Polimdo tidak berimbang dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang ditetapkan.
“Rata-rata biaya yang dibutuhkan di jurusan teknik itu sebenarnya berkisar Rp 15 Juta, sementara UKT paling tinggi Rp 5 Juta. Begitu juga dengan jurusan lain sebesar biaya yang dibutuhkan sekira Rp 9jt per semester,” ungkap Alelo.
“Darimana kami mencari dana yang defisitnya begitu besar, kalau kita tidak punya ekosistem yang bisa menunjang agar vokasi ini bisa hidup,” sambungnya sembari berharap Pemerintah Provinsi Sulut dalam hal ini Gubernur Olly DOndokambey yang dalam kesempatan tersebut diwakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sulut (BAPPEDA), Elvira Katuuk dapat membantu langsung pendidikan vokasi di Sulut.